Makam di Dekat Kompleks Raja Sumenep Meledak

Makam di Dekat Kompleks Raja Sumenep Meledak

Rabu, 20 Januari 2010 – 12:25 wib

SUMENEP – Sebuah makam di dekat kompleks makam raja-raja Sumenep meledak. Akibat peristiwa itu nisan makam tersebut hancur.

Nisan yang meledak itu diketahui berada di makam Hajah Raden Ajeng Salmah, bin Kyai RB Abdul Latif, makam itu ada di komplek Asta Tinggi terletak di Desa Kebun Agung, Kecamatan Kota Sumenep, Madura.

Sementara itu lokasinya berjarak sekira 30 meter dari komplek makam raja-raja Sumenep. Menurut Eto, salah seorang warga, peristiwa mengejutkan itu terjadi pada pukul 22.30 WIB. Bunyi ledakan itu terdengar sampai radius satu kilo meter.

Sampai saat ini belum diketahui asal ledakan tersebut, namun sejumlah warga setempat, meyakini peristiwa ini merupakan pertanda akan datang musibah.

Kabar peristiwa ini cepat menyebar di antara warga, sehingga saat ini makam didatangi sejumlah warga yang penasaran ingin melihat kondisi makam yang meledak.Meski demikian polisi belum terlihat mendatangi lokasi.(Subairi/Koran SI/fit)

http://news.okezone.com/read/2010/01/20/340/295896/makam-di-dekat-kompleks-raja-sumenep-meledak

Sinar Makam Mbah Priok Terlihat Satelit?

Sinar Makam Mbah Priok Terlihat Satelit?

Jum’at, 15 Januari 2010 – 00:05 wib

Frida Astuti – Okezone

Gerbang makam Mbah Priok. (Foto: hanaanramdhaniassegaf.blogspot.com)
JAKARTA – Kekeramatan makam wali Al Imam Al Arif Billah Sayyidina Al Habib Hasan bin Muhammad Al Haddad Husain Ass Syafi’i Sunnira atau kerap disebut Mbah Priok, dikabarkan membuat tercengang para ilmuwan luar negeri.

Pengurus makam, Habibina, saat berbincang dengan okezone menuturkan, para ilmuwan tersebut melihat sinar yang memancar dari makam hingga ke luar angkasa.

Habibina menyebutkan, pada 14 Maret 2000 lalu beberapa orang asing yang mengaku utusan dari berbagai negara, seperti Amerika, Jerman, Rusia, dan Australia, mendatangi ahli waris.

Para ilmuwan ini, kepada ahli waris menuturkan, mereka melihat dari satelit terdapat sinar yang memancar dari Indonesia. Mereka menduga sinar tersebut merupakan senjata laser.

“Kemudian orang-orang asing itu mendatangi lokasi untuk mencari sinar laser yang menurut mereka itu adalah senjata laser. Ketika dilihat ternyata berasal dari makam kramat ini,” tuturnya.

Demikian dituturkannya kepada okezone yang diajak berbincang di majelis taklim yang berada di area komplek makam.

Habibina mengungkapkan, jika makam Mbah Priok merupakan makam wali yang seharusnya dihormati. Ahli waris mempercayai, makam Mbah Priok merupakan paku bumi yang dijaga keberadaannya oleh malaikat dan Allah SWT.

Disebutnya, pihak-pihak yang bernafsu menggusur makam Mbah Priok, merupakan orang-orang yang tidak mengerti kesucian wali. “Minimal kalau mereka tidak mengerti wali, harus menghormati makam ini adalah makam sejarah, yang pertama kali menamai Tanjung Priok,” tuturnya.

Bekas penjajah bumi nusantara pun, Belanda, menghormati keberadaan makam yang berada di pinggir laut itu. Bahkan Belanda sempat berpesan, jika makam keramat ini tidak boleh diganggu, dibongkar, atau pun dipindahkan.(hri)

http://news.okezone.com/read/2010/01/14/338/294250/338/sinar-makam-mbah-priok-terlihat-satelit

Dua Sukhoi RI Dikunci Missile Asing

Dua Sukhoi RI Dikunci Missile Asing

Jumat, 20 Februari 2009 | 14:50 WIB

MAKASSAR, TRIBUN — Dua pesawat Sukhoi SU-30 milik TNI AU dikunci missile pihak tidak dikenal ketika berlatih intersepsi udara di wilayah udara pesisir selatan Sulawesi Selatan, Jumat (20/2). Alarm missile lock kedua pesawat berbunyi secara tiba-tiba, tetapi kedua pesawat canggih yang dibeli dari Rusia itu tidak bisa mengenali siapa pihak yang mengunci mereka dengan tembakan missile. Komandan Lanud Sultan Hasanuddin, Marsekal Pertama Ida Bagus Putu Dunia, ketika dihubungi di Makassar pada Jumat, menjelaskan, di masing-masing pesawat yang sedang berlatih itu terdapat instruktur terbang dari Rusia yang sedang melatih dua penerbang tempur TNI AU. Kedua instruktur itulah yang menyatakan alarm berbunyi karena pesawat di-lock missile. “Saya menerima laporannya sekitar pukul 09.00 WITA,” kata Putu. Menurutnya, pesawat itu melakukan terbang pada ketinggian 15.000-20.000 kaki, atau sekitar 4.572 meter hingga 6.096 meter di atas permukaan laut. “Kami belum mengetahui siapa yang mengunci pesawat kami. Kami telah melakukan pencarian dengan mengirimkan pesawat Boeing yang telah terbang berkeliling dalam radius sekitar 370 km dari VOR MKS di Makassar, tetapi pencarian itu tidak menemukan apa-apa. Pesawat Boeing sekarang dalam perjalanan ke Bali, dan melanjutkan pencarian di sekitar wilayah lintasannya,” kata Putu. Putu menyatakan, hingga Jumat pihaknya tidak menerima permintaan izin melintas dari pesawat ataupun kapal asing yang ingin melintasi wilayah udara dan perairan Indonesia. “Kami juga sudah berkoordinasi dengan Pangkalan Utama TNI AL Makassar, dan sejauh ini tidak ada izin melintas dari pesawat atau kapal asing,” kata Putu.(kcm)

Makanya bikin pesawat sendiri dong kayak dulu…. masa udah punya industri pesawat terbang bukannya berkembang, malah bangkrut.

Kalo beli dari orang resikonya begini nih, kayak software bajakan.. kita gak tau apa yang ada di dalamnya. Mungkin berisi program virus, spyware, atau kalo dipesawat mungkin udah dipasangi remote control rahasia biar kalo “macem-macem” tinggal di shutdown dari jauh.

Ato malah.. pertanda teknologi putra Indonesia lebih maju ( baca : sakti ).  Siapa tahu yang mengunci pesawat Sukhoi bukannya missile asing, tapi dukun kecil ‘sakti’ seperti Ponari… :))

Bay de way eniwey baswei… Hidup Indonesia… Merdeka.. Merdeka.. Merdeka………

Unyil kucing……

Dukun Cilik Jadi Jutawan

Dukun Cilik Jadi Jutawan

Belasan ribu warga berdesakan di jalan yang hendak menuju rumah Ponari.

Selasa, 10 Februari 2009 | 07:37 WIB

JOMBANG — Tak bisa disangkal, sejak menemukan batu ajaib dan secara “resmi” melakukan pengobatan dengan mencelupkan batu ke dalam air putih pasien untuk diminum, Ponari selalu kebanjiran pasien.

Lantas, berapa penghasilan Ponari dari puluhan ribu pasien yang datang? Sedikitnya mencapai Rp 328 juta. Informasi itu datang dari Senen (70), kakek Ponari. Bahkan, sekarang jumlah itu bisa lebih banyak karena menurut Senen, jumlah Rp 328 juta merupakan jumlah yang diketahui pada Jumat (6/2).

“Saat itu saya yang menyetor uangnya ke bank,” kata Senen yang ditemui pada Senin. Jumlah sebesar itu memang sangat wajar. Sebab, sejak buka praktik pada 17 Januari, rata-rata setiap hari Ponari mengobati 5.000 orang.

Jika setiap pengunjung yang berobat itu memasukkan uang ke kotak amal yang disediakan rata-rata Rp 5.000, sampai Jumat, yakni selama 20 hari pengobatan (setelah dikurangi libur setiap Jumat dan libur akibat penutupan sementara empat hari), akan terkumpul uang Rp 425 juta.

Senen mengaku, tidak semua uang dari kotak amal dimasukkan ke bank, tetapi sebagian juga untuk kebutuhan operasional sehari-hari, seperti sewa tenda, pengeras suara, dan makan minum panitia. “Kalau jumlah totalnya saya kurang tahu,” kata Senen.

Hitung-hitungan di atas kertas, jumlah yang diterima Ponari lewat kotak amal jauh lebih tinggi karena banyak pengunjung memasukkan uang ke kotak amal lebih dari lembaran Rp 5.000.

Apalagi, banyak pengunjung yang membawa lebih dari satu wadah air putih karena dititipi kerabat dan tetangga Logikanya, uang yang dimasukkan ke kotak amal lebih dari Rp 5.000.

Memang, panitia selalu mengumumkan kotak amal disediakan untuk diisi secara sukarela khusus bagi yang mampu. Jika tidak mampu, panitia juga tidak memaksa.

Pada awal-awal melakukan praktik pengobatan, ketika jumlah pengunjung masih sangat sedikit dan Ponari yang langsung menerima, Ponari memberikan persyaratan agar uang diberikan tak lebih dari Rp 5.000.

Namun, dalam perkembangannya, peluang pengunjung memberikan uang lebih dari Rp 5.000 itu terbuka lebar. Sebab, sekarang pengunjung memasukkan uang terbungkus amplop ke kotak tanpa diketahui Ponari.

Sistem karcis

Selain dinikmati Ponari (dan keluarganya), ramainya pengobatan Ponari juga dinikmati tetangga dan warga desa setempat. Untuk panitia misalnya, sekarang juga bisa mendapatkan hasil dari “penjualan” karcis yang setiap karcis harus ditebus dengan Rp 1.000.

Awalnya, sistem karcis diterapkan untuk membatasi membeludaknya pengunjung. Artinya, jika karcis yang terjual sudah sampai pada nomor urut 10.000, penjualan dihentikan.

Namun, dalam praktiknya, sampai nomor urut 15.000 pun tetap dilayani. Ini karena proses pengobatan memang berjalan sangat singkat sehingga 15.000 orang pun bisa terlayani dalam sehari.

Proses pengobatan sendiri dengan cara Ponari digendong di punggung kerabat membawa batu ajaib kemudian berkeliling mencelupkan batu ke wadah-wadah berisi air putih yang dibawa pasien atau pengunjung. Setiap wadah rata-rata hanya perlu satu detik untuk menerima celupan batu milik Ponari.

Selain dari penjualan karcis, rezeki dari ramainya pengobatan Ponari pun datang dari usaha parkir sepeda motor dan mobil yang sekarang ini bermunculan di desa setempat. Sejumlah usaha parkir yang dikelola kelompok-kelompok warga ini menarik ongkos parkir bervariasi, mulai dari Rp 3.000 hingga Rp 10.000.

Jika setiap hari ada 500 sepeda motor dan mobil yang masuk ke areal parkir yang dikelola warga, sudah tampak penghasilan yang lumayan besar. Belum lagi kalau kebetulan pasien membludak seperti kemarin. Parkir mobil yang berderet saja mencapai sekitar 2 kilometer.

Itu sebabnya, panitia pengobatan Ponari dan warga setempat bersedia saja ketika diminta partisipasinya melakukan pavingisasi atau pengerasan jalan-jalan kediaman rumah Ponari.

“Kami ini mendapat rezeki dari dia, wajar kalau kami juga menyisihkan rezeki ini untuk hal-hal seperti itu. Lagi pula, perbaikan jalan ini juga untuk kelangsungan dan kelancaran pengobatan ini,” kata Suwanto, panitia pengobatan.(sutono)

Dicopas dari : http://regional.kompas.com/

Rapat Paripurna, Anggota DPR Mangkir.. Kucing Hadir

19/12/2008 18:05
Anggota Mangkir, Kucing Hadir

Ruang rapat paripurna DPR kosong. Padahal, rapat paripurna itu akan mengesahkan lima rancangan undang-undang. Di daftar hadir, tercatat 285 dari 550 anggota membubuhkan tanda tangan. Tapi, nyatanya hanya 63 anggota dewan yang muncul. Lucunya, konsumsi untuk anggota dewan jadi santapan kucing yang lebih rajin hadir di ruang sidang.

Berita selengkapnya