Juni 2009, Pembuatan KTP & KK Gratis

Juni 2009, Pembuatan KTP & KK Gratis

BANDUNG, (PR).-
Pemerintah Kota Bandung merencanakan paling lambat Juni 2009 pelayanan pembuatan kartu tanda penduduk (KTP), kartu keluarga (KK), akta kelahiran, dan akta kematian secara gratis. Dengan demikian, mulai bulan tersebut pembuatan administrasi kependudukan tidak dipungut biaya.

Demikian diungkapkan Wakil Wali Kota Bandung Ayi Vivananda di Balai Kota Bandung, Jln. Wastukancana, Senin (16/2). Menurut Ayi, kebijakan itu sesuai dengan Perda No. 7 Tahun 2008 tentang Administrasi Penduduk dan Perda Retribusi Kependudukan yang sudah disahkan oleh pemkot, 15 Januari 2009. “Diharapkan warga Kota Bandung sudah bisa menikmati pelayanan gratis ini secepatnya,” ujarnya.

Akan tetapi, kata Ayi, pemberlakuan perda tersebut harus menunggu keputusan serta persetujuan Gubernur Jabar dan Menteri Keuangan. “Perda ini sudah disampaikan kepada Gubernur. Sekarang tinggal menunggu hasilnya. Jika perda sudah disahkan Gubernur dan Menteri, warga bisa langsung menikmati pelayanan gratis ini,” ucapnya.

Perda lama

Sebelum perda itu direalisasikan, menurut Ayi, warga Kota Bandung masih menggunakan perda lama, yakni Perda No. 5 Tahun 2001 tentang Retribusi Penyelenggaraan Pendaftaran dan Pencatatan Penduduk. Berdasarkan perda tersebut, pembuatan KTP dikenakan biaya Rp 2.500,00 dan KK Rp 5.000,oo.

Ayi menyatakan pula, untuk mendapatkan pelayanan gratis, warga diharuskan mengurus sendiri. “Jangan sampai setelah perda itu diberlakukan, masih ada pungutan-pungutan,” tuturnya.

Ia menambahkan, jika ada pungutan, misalnya pemohon meminta bantuan RT atau RW, hal itu di luar tanggung jawab pemkot. “Kasus semacam itu bukan tanggungan pemerintah. Saya berharap, warga mengurus sendiri dan menikmati pelayanan gratis ini secara langsung,” ujar Ayi.

Sumber : http://www.pikiran-rakyat.com/

Selain itu, Ayi menyatakan, jika masih melihat pungutan, warga diminta segera melapor. “Pemerintah akan membuat pos pengaduan di setiap kantor kecamatan, kantor kelurahan, dan SKPD-SKPD terkait. Warga bisa langsung mengawasi dan melaporkan jika masih ada pungutan. Kendati demikian, pembuatan administrasi kependudukan tidak berarti prosesnya menjadi lebih mudah,” ucapnya. (A-188)***

SUMBER : http://www.pikiran-rakyat.com/

Setiap Akan Ditangkap, RH Lari Kencang

Rabu, 04/02/2009 12:37 WIB

Pelaku Pengulitan Pohon di Bandung Setiap Akan Ditangkap, RH Lari Kencang

Tya Eka Yulianti – detikBandung

Bandung – Meski sudah mengantongi identitas pelaku pengulitan puluhan pohon di beberapa ruas jalan di Bandung, toh tak mudah menangkapnya. Dua kali akan ditangkap, RH (33), berhasil melarikan diri dari kejaran staf keamanan dan ketertiban kecamatan. Hal itu disampaikan Camat Lengkong Susi Susilayani di sela-sela pembukaan Pesta Buku 2009, di Landmark, Jalan Braga, Rabu (4/2/2009). “Tadi malam sekitar pukul 10 malam, kasie keamanan dan ketertiban akan menangkapnya. Namun RH lari kencang sekali, sehingga tak terkejar,” kata Susi. Bahkan tadi pagi sekitar pukul 5.00 WIB, RH sempat terlihat berkeliaran di dekat kecamatan. “Pas mau ditangkap, dia kembali lari kencang lagi,” ujar Susi menahan tawa. Menurut Susi, sebelum merusak puluhan pohon di Jalan Talagabodas, Gatot Subroto, dan Naripan, RH juga sempat merusak pohon di Lingkar Selatan. “Dia sempat mencacak habis 13 pohon di lingkar selatan. Nah pada saat itu keluarganya sempat akan memasukan dia ke RS Jiwa di Jalan Riau lagi, tapi ditolak karena dia sudah menjadi pasien tetap,” tuturnya. Menurut keterangan pihak keluarga, RH mengalami kelainan jiwa setelah berpisah dengan anak istrinya. “Entah alasan apa, RH dipisahkan dari anak istrinya. Saat pulang lagi ke Bandung, RH mengalami kelainan jiwa,” cerita Susi. (ern/ern)

Eueluh-euleuh… dasar si Borokokok…………

Rabu, 04/02/2009 10:59 WIB

Puluhan Pohon di Bandung Dikuliti

Distam Akan ‘Sulam’ Pohon yang Dikuliti

Andri Haryanto – detikBandung

Bandung – Puluhan pohon di Bandung yang dikuliti orang tak bertanggungjawab akan diobservasi Dinas Pertamanan. Jika tidak mumpuni untuk tumbuh, maka Distam akan sulam atau ganti pohon yang dikuliti tersebut dengan stok pohon yang sama.

“Kita observasi dulu pertumbuhan pohon yang dikuliti. Seumpama nanti pertumbuhannya kecil terpaksa harus diganti,” kata Sekretaris Dinas Pertamanan Kota Bandung Arif Prasetya kepada detikbandung, Rabu (4/2/2009).

Distam telah menyiapkan tanaman penyulam atau pengganti untuk pohon-pohon di Bandung yang dikuliti. Pohon-pohon yang dijadikan penyulam ini diakui Arif adalah stok bibit mahoni yang dimiliki Distam. “Kita pakai stock penyulaman yang ada dulu,” ujar Arif.

Untuk saat ini, Distam akan membuatkan kerombong untuk tanaman yang dikuliti. “Ini untuk menjaga supaya tanaman untuk sementara tidak dirusak,” katanya.

Tapi, kata Arif, untuk batang pohon yang berdiameter 30 centimeter kemungkinan masih bisa bertahan hidup.

Namun meski bisa tumbuh, lanjut Arief, batang pohon yang dikuliti dikhawatirkan tak mampu menahan pertumbuhan pohon yang besar di atasnya. “Ketika sudah besar lalu tidak kuat menahan maka pohon akan tumbang,” jelas Arif.
(ahy/ern)

Peuyeum Khas Bandung di Cihampelas

Selasa, 09/12/2008 08:24 WIB
Peuyeum Khas Bandung di Cihampelas
Ema Nur Arifah – detikBandung


BandungPeuyeum Bandung kamashyur
pangaosna teu luhur
ku sadaya kagaleuh
sepuh jeung murangkalih

Ya, peuyeum atau tape, siapa tak kenal penganan khas tanah Sunda ini. Harganya yang murah dengan rasa khas asam manis nan lembut berbahan dasar singkong ini sejak dulu memang identik sebagai oleh-oleh asli Bandung.

Sangat mudah jika ingin mencicipi rasa khas dari kemashuran peuyeum. Datang saja ke Jalan Cihampelas. Dari mulai Jalan Cihampelas atas sampai bawah, pedagang-pedagang peuyeum tampak ramai dengan jarak yang cukup dekat satu sama lain.

Keramaian ini dimulai sejak tahun 1989-1990. Endang (48) tahun adalah salah satu pedagang peuyeum yang menjadi pionir pedagang peuyeum di kawasan Cihampelas.

“Dulu yang jualan peuyeum cuma satu dan dua orang. Saya termasuk yang pertama jualan di sini,” tutur Endang. Awalnya Endang berjualan di depan IBC jeans yang juga outlet jeans pertama di Cihampelas. Lalu pindah lagi sampai akhirnya Endang mangkal di depan toko Batman.

Lama-lama para pedagang pun mulai menjamur. Sehingga hampir di setiap depan toko di Cihampelas akan ditemukan pedagang peuyeum. Terutama saat akhir pekan.

Menurut Endang, kebanyakan pedagang peuyeum berasal dari Cimeunyan termasuk dirinya. Para pedagang dari Cimeunyan ini tidak hanya sebagai pedagang tapi ada beberapa diantaranya sebagai pembuat peuyeum.

Endang pun dulu membuat peuyeum sendiri tapi kini hanya sesekali saja. Endang lebih banyak meminta orang lain untuk membuatkan peuyeum untuknya. Memang diakui Endang, Cimeunyan adalah salah satu daerah di Bandung yang penduduknya banyak berprofesi sebagai produsen atau penjual peuyeum.

Peuyeum-peuyeum tersebut dibuat dari singkong mentega yang warnanya kuning. Sebab banyak dari para penggemar singkong yang lebih menyukai singkong mentega daripada singkong putih.

Pertama-tama singkong direbus dulu sampai setengah matang. Lalu simpan dalam keranjang sampai singkong dingin. Setelah dingin campurkan dengan ragi lalu diamkan kurang lebih selama dua hari. Jadilah peuyeum atau tape singkong yang bisa dimakan langsung maupun untuk diolah kembali.

Para pedagang ini sejak pagi sudah menawarkan peuyeum di Cihampelas. Rata-rata mereka berjualan sampai pukul 19.00 WIB, terutama para pedagang yang berasal dari Cimeunyan. Walaupun ada beberapa diantaranya yang ada berjualan sampai pukul 21.00 WIB.

Harga satu kilo peuyeum cukup murah yaitu Rp 5 ribu. Bisa dipilih, mau peuyeum berkuran kecil, sedang atau besar. Selain menggunakan kantong plastik, peuyeum juga bisa dikemas dalam wadah keranjang agar lebih menarik. Pembeli bisa mencicipi dulu singkong yang akan dibeli.

Mangga cobian, bilih penasaran
Peuyeum ti Bandung heunteu sambarangan

(ema/afz)

Dengan semakin maraknya Pembangunan.. Pemukiman,.. yang sudah merambah ke perkampungan.. membuat lahan pertanian semakin sempit.

Sampai kapan ladang singkong dan peuyeum akan bertahan